Thursday 26 March 2020

CINTA 7 GENERASI

Usia kerjaku yang telah melewati angka 7 tahun, membuatku berhasil menemukan berbagai macam kejadian unik ketika anak-anak didikku sedang jatuh cinta.

Ketika pertama kali masuk ke instansi ini, aku bertemu dgn seorg gadis belia yang cantik, pintar,dan tampak sangat shalihah dgn jilbabnya yang menjuntai indah. Dia tak suka bergosip dan selalu tampak tersenyum kepada semua orang.

Sebagai orang baru di tempat itu, aku menyukainya karena keramahannya.

Namun ada satu hal yang aneh mengenai si gadis ini yang berhasil tertangkap oleh kamera mataku. Setiap kali kawan-kawannya mulai bertanya tentang hal-hal yang berhubungan dengan asmara muda mudi, dia selalu tampak gelisah.. Dan kegelisahan yang tak kutau alasannya itu, akhirnya terbongkar di suatu siang Jum’at, tatkala kami mengadakan sebuah  halaqah bertemakan.. “Pacaran dalam Pandangan Islam”.

Aku melihat gadis itu, duduk di barisan paling belakang dan berusaha untuk mengobrol terus sepanjang halaqah..

Dia kelihatan sangat TIDAk tertarik dengan bahasan yang sedang disampaikan oleh seorang ukhti muda di depan sana. Sementara kawan yang diajaknya ngobrol tampak sangat terganggu dengan sikapnya tersebut. Hingga kemudian aku memustuskan untuk duduk di sampingnya sepanjang halaqah berlangsung..

Ketika halaqah usai, aku mencoba mencari jawaban atas rasa penasaranku dengan kelakuannya. Kawannya menjawab… “Dia pacaran dengan si Fulan, Bu. Mungkin dia malu dengar halaqah tentang  masalah itu.”

Ups… aku sempat terkejut sejenak sebelum berhasil me-loading sepenuhnya jawaban dari muridku tadi. Namun nama seorang siswa yang menjadi objek dalam kalimat yang diucap muridku itu, memberikan satu clue tersendiri buatku.. Siswa yg sedang menjalin hubungan dengannya ternyata adalah cowok yang paling ganteng di daratan Harum School,sekolah kami, pada saat itu. Itu bukan penilaian subjektif dariku saja, beberapa orang kawan sesama guru sempat menyebutnya dgn gelar ‘si ganteng’ bila sedang membicarakannya. Mungkin itu alasannya kenapa si gadis baik hati ingin tetap mempertahankan hubungan yang kini mulai ia rasa sebagai sesuatu yang tak baik itu. Berstatus cewek bagi cowok terkeren di sebuah lingkungan adalah sebuah pencapaian, Kawan..

Cerita lain adalah ketika seorang remaja tanggung yang kerap berdebat denganku di kelas gara-gara masalah sepele, tiba-tiba menjadi audience favorit tentang pertanyaan- pertanyaan berbau religius yang ditanyakan kawan-kawannya kepadaku.

Dan tak berapa lama setelah itu, dia berubah menjadi seorang pemuda yang berbeda. Ia mulai tampak sangat mencintai islam dan segala macam aturan-aturan yang digariskn oleh agama ini.  Ketika itu, iapun dinobatkan menjadi ketua Bidang Budi Pekerti di Osis.

Demi tugas mulia yang sedang diembannya, dia semakin berusaha untuk menjadi contoh dan teladan untuk kawan-kawannya.. Diapun rela memutuskan hubungan ‘cinta gorilla’nya dengan seorg gadis menawan yang menjadi anggota paskibraka Kota Madya saat itu.

Dan cewek itupun datang menemuiku sambil menangis.. Ia berkata telah ikhlas kalau memang ini yang terbaik untuk si anak muda yang belakangan selalu ada untuknya. Dan akupun menyampaikan apa yang kudengar dari sang ketua Bidang Budi Pekerti yang telah membuat si dara bermata indah itu patah hati.

“Katanya dia pingin jaga kamu, biar gak berdosa gara-gara dia, bukan dia gak suka lagi. Dia menyayangimu dengan cara lain, cara yang seharusnya dilakukan oleh seseorang yang benar-benar menyayangi seorang lain.. Menjaga hatinya tetap suci, tak tertoreh dengan dosa.”

Kata-kata itu memang kukutip habis dari si Agam yang mendadak bijak dan kini telah memutuskan untuk tidak pacaran lagi.

“Saya ngerti, Buk. Mungkin beginilah yang seharusnya.. Saya ikhlas, Buk..”

Itulah akhir pembicaraanku dengan gadis mantan si ketua sekbud itu. Dan setelah itu dia tak pernah lagi menyapaku apalagi datang untuk mengobrol denganku…

Tilik punya tilik ternyata si dara sekarang sudah mempunyai gebetan baru yang lebih ganteng dari anakku, si ketua sekbud.. :”(

Terserahlah, kami telah berusaha menjaganya.. Tapi kami bukan siapa-siapa.. Dia berhak memutuskan jalan hidupnya..

Selanjutnya hari-hari si gadis cantik sering di habiskannya di ”Taman Sari”, istilah utk sebuah ruang kelas yang sering dipakai para siswa siswi yang sedang kasmaran utuk saling bertukar cerita pada saat istirahat..

Perihal taman sari yang baru dibuka itu,sering kudangar diucapkan oleh beberapa orang siswa-siswaku yang iseng, namun dibalik keisengan itu ternyata mereka menyimpan rasa kasihan ketika  mereka terpaksa membiarkan kawan-kawannya berasik-asik mengobrol berpasan-pasangan, walaupun hanya 20 menit, tanpa bisa berbuat apa-apa.. Keisengan itu kemudian mereka tularkan kpadaku dengan sebuah promosi tentang taman sari yang selalu mereka ulang-ulang ketika berjumpa denganku.

“Ibuk, kalau lagi suntok, maen-maen yaa ke taman sari. Baru bukak.. Seru lho..“ Kemudian mereka saling menatap dan tersenyum cengingisan..

Atau..

“Yok Bu… Main ke taman sari. Mumpung lagi ramee.”

Atau..

“Uda pigi, Buk, ke tempat rekreasi baru di sana.. (sambil menunjuk ke sebuah ruangan kls). Banyak lho pengunjungnya.”

Atau..

“Jadi Bu, ke taman sari…?”

Promosi-promosi aneh yng sering diulang-ulang itu membuatku akhirnya tergoda juga untuk mengunjungi “taman sari” yang belakangan mnjadi isu hangat di seantero sekolah.

Setibaku disana, aku hanya bisa tersenyum pias melihat beberapa pasangan muda mudi yang sedang mengobrol, sedang mengerjakan tugas berdua, atau hanya sedang tersenyum-senyum sambil menunduk malu-malu…

Mereka duduk berpasang-pasanganan di meja yang berbeda-beda…

‘Ohhh, ini tho yang namanya taman sari??’ Rutukku dalam hati.. Dan mulai hari itu, akupun ikut-ikutan menjadi pengunjung setia taman sari. Setiap waktu istirahat bila aku mendapat jadwal pagi, aku selalu menyempatkan diri ke sana untuk menebar senyum, mengucap salam atau hanya mendehem saja tanpa mengucapkan apa-apa..

Tak perlu lama aku berkunjung ke sana, setelah 3 hari, pengunjung taman sari mulai berkurang dan genap seminggu taman sari itu resmi ditutup.. Bukan ditutup dngan paksa tentunya. Siswa-siswiku berkata, “Sebuah senyuman saja sudah cukup untuk menutup taman sari.”

Di letting selanjutnya, tak terlalu banyak cerita yang kuingat…Namun ada satu yng sangat membekas di alam lawakku.. Hal  yang tak pernah terlupa ketika aku menemukan secarik diary yang dirobek paksa dan bertuliskan nama seorang siswa dari kelas Putra dan nampaknya sengaja ditinggalkan di atas meja oleh seseorang.. Setelah beberapa hari aku memerhatikan, aku mendapatkan bukti yang kuat bahwa tulisan itu adalah milik seorang siswiku yang sedang jatuh perasaannya kepada seorang siswa yang duduk di kelas sebelahnya..

Oya, cerita itu terjadi di masa syariat Islam baru diberlakukan di Aceh. Demam syariat Islam itu kemudian berefek pada kelas Putra Putri yang dipisah.. Putri dibagi menjadi dua kelas berpenghuni koloni mereka semua.

Sementara satu kelas lagi menjadi ruang yang dikuasai penuh oleh para siswa.. Sejujurnya adalah hal yang sangat tidak enak ketika seorng guru perempuan masuk ke kelas berisi sepenuhnya siswa, dan ketika seorang guru laki-laki masuk ke kelas berisi siswi seluruhnya. Hadir perasaan Ge-eR dalam hati kami mendapati kami adalah satu-satunya orang  yang paling cantik atau yang paling ganteng di kelas itu..

Namun dibalik rasa tidak enak yang sesekali membuat kami ingin membolos mengajar itu, terdapat banyak sekali pengalaman-pengalaman menarik yang ternyata hanya bisa kami peroleh di kelas-kelas yang berpenghuni bermerek sama :D

Contohnya di kelas diskusi,mereka bisa memilih topik-topik yang bebas dan terkadang mengandung SARA tanpa ada yang tersinggung dengan topik diskusi yang mereka pilih.

Selain itu mereka biasa meminta waktu 15 menit terakhir untuk bercerita apa saja tanpa harus malu kalau ketahuan sama kawan-kawan yang sedang mereka ceritakan.

Lainnya lagi mereka bisa saling membagi tips-tips yang sesuai dengam keinginan mereka ketika pembelajaran tentang short-fungsional teks berlangsung. Diantara tips-tips yang menarik yang masih 
kuingat sekarang adalah : tips cara membully kawan dengan baik dan benar (Kelas putra); tips jumping sepeda motor (kelas putra); dan tips jitu menolak rayuan maut (kelas putri).

Dan yang lebih asik lagi di kelas yang berpenghuni sama itu, siswa dan siswi bebas berekspresi.. Ketika mereka bosan di penghujung jam pelajaran mereka akan meminta dengan suka rela untuk membuat sebuah persembahan di depan kelas.. Dan sebuah persembahan yang dilakukan oleh siswaku -yang namanya pernah kudapat tertulis dia atas secarik diary berwarna biru laut dulu, plus curhatan-curhatan kecil dari si pemilik diary- berhasil menjawab dengan sukses bahwa dia tidak menyukai si siswi yang kini mulai terang-terangan menyukainya. Dan ternyata si siswa tersebut malah menyukai kawan sebangku si empunya diary.. Mirisnya.

Jawaban itu tak sengaja kudapatkan ketika di suatu siang mendekati sore, siswaku yang sudah tau kalau dia sedang disukai oleh seorang gadis di kelas sebelah, meminta maju untuk menghibur kawan-kawannya yang sudah mulai terkantuk-kantuk menyongsong waktu ashar tiba, dengan mempersembahkan sebuah lagu yang berjudul ‘Soledad’,

Dan bait-bait lagu itupun mulai dialunkan dengan indah dengan nada rendah oleh si siswaku… Sampai ketika reff-nya tiba,si siswa tersebut menaikkan suaranya dengan sengaja agar terdengar ke kelas sebelahnya… Dan bait-bait dari reff tersebut terdengar agak sedikit berbeda dari biasanya…

SYARIFAH…..

It's a keeping for the lonely
Since the day that you were gone
Why did you leave me
SYARIFAH…
In my heart you were the only
And your memory lives on
Why did you leave me
SYARIFAH….

And you know what?? Syarifah itu adalah kawan sebangku gadis kecilku yang sedang jatuh cinta kepada si penyanyi dadakan  yang dengan isengnya sengaja mamakai suara allegro dan mengajak kawan-kawannya sekelas untuk sama-sama bernyanyi demi mengkompanyekan bahwa dia menyukai si “syarifah’ melalui lagu tersebut.

Dan kekonyolan itu berdampak tidak bagus atas hubungan gadis kecil itu dan kawan sebangkunya.. Seminggu kemudian aku melihat mereka telah resmi pisah bangku..

Beberapa saat setelah insiden pisah bangku tersebut mereka ujian dan naik kelas. Di kelas yang sekarang mereka telah digabungkan kembali karena beberapa ke-error-an sistem yang terjadi di sekolah hanya karena siswa dan siswi kelasnya dipisah. Dan cerita cinta triangle itu telah tersamar dengan sendirinya..

Hingga suatu siang ketika mereka telah duduk di semester II kelas XII. Aku melihat si gadis berdiary biru dangan si penyanyi lagu soledad sedang duduk lesehan berdua di atas lantai putih di depan sebuah ruang kelas. Mereka sedang belajar mandiri karena guru yang mengajar di kelas mereka berhalangan hadir. Aku tak begitu yakin apakah mereka sedang benar-benar belajar atau hanya mengobrol.. Namun satu hal yang yang benar-benar kuyakini bahwa mereka kini sudah ‘jadian’ setelah dua tahun setengah syaithan tak berhasil menghubungkan perasaan mereka… Namun di penghujung masa belajar mereka, akhirnya merekapun terpedaya.. Dan aku hanya bisa memasang aksi ‘no comment’ untuk kasus yang satu ini.

Cerita seru lainnya terjadi di letting selanjutnya yang hampir keseluruhan anggota lettingnya tampak lebih dewasa dan bijaksana tentang masalah ‘cinta gorilla’. Kebanyakan dari mereka tak tertarik untuk menampakkan hubungan mereka dengan kawan-kawan yang berbeda jenis. Pernah sekali ketika seorang siswi yang sangat pemalu kedapatan sedang mengobrol malu-malu dengan seorang siswa yang juga sangat pendiam, seluruh siswa di kelas si cewek bersekongkol untuk melaporka kejadian tersebut di dalam berita yang mereka bacakan di kelas news item.. Betapa tragisnya!! Namun dibalik ketragisan itu, hanya satu yang dapat kutangkap dari maksud mereka berbuat itu. Mereka sedang berusaha menjaganya dengan cara mereka sendiri..!! Aku sangat yakin akan hal tersebut.

Kemudian, tersebut juga di letting ini tentang kisah seorang siswaku yang lucu dan berbadan sangat besaar.. Sebut saja namanya Putra. Tingkah-tingkah konyolnya membuatnya disukai dan dekat dengan semua kawannya.. Dan syukurnya lagi, ketika kawan-kawannya sedang merasa suntok, mereka tinggal memegangi kedua tangannya dan mulai menggelitiki… Kemudian yang terjadi selanjutnya adalah suara tawanya yang terdengar sangat riuh diselingi dengan permohonan ampun yang terus menerus keluar dari mulutnya.

Adegan itu adalah sebuah persembahan yang sangat eklusif yang bisa kami dapatkan dengan cuma-cuma setelah kami kelelahan belajar di hari itu.

Sikap Putra yang konyol dan aneh ternyata tak bisa menghalanginya untuk jatuh cinta. Dan semenjak Putra menjatuhkan pilihannya kepada seorang gadis manis si anak paskib, dia tak pernah berhenti menggodanya, di setiap waktu dan setiap kesempatan… Pernah sekali ketika aku mengantarkan mereka ke sebuah acara di daerah Darussalam sana, Putra yang kebetulan ikut dalam bus yang sama dengan Nita, nama si gadis cantik itu, tak berhenti -henti mengoceh dan bernyanyi-nyanyi lagu cinta hingga membuat Nita sangat-sangat tidak nyaman..

Tiba di Darussalam,akupun memanggil Putra dan mengobrol dengannya tentang ulahnya di bus yang telah membuat hatiku dan hati Nita dan mungkin juga siswi-siswi lainnya, merasa geli..

Namun jawaban-jawaban yang diberikan Putra membuatku tak berdaya memarahinya.. Sikap ngelesnya berhasil membuatku berhenti menceramahinya.. Dia adalah manusia super unyuk yang pernah kutemui sepanjang perjalanan mengajarku yang sudah 7 tahun..

Kekalahanku hari itu tak membuatku patah semangat.. Aku mesih berusaha menasehatinya dengan cara-cara yang tentu saja disukainya... Namun kurasa usahaku itu tak banyak membuahkan hasil.. Satu-satunya yang berhasil membuatku membuang rasa kwatir itu adalah karena Nita sendiri tak pernah menaruh peduli dengan usaha-usaha Putra..

Nita dengan bantuan kawan-kawan ceweknya berhasil membuat dirinya tidak terganggu dengan ulah-ulah konyol Putra.. Hingga suatu saat, sebuah kejadian yang sangat menjengkelkan tapi juga mengesankan terjadi…

Hari itu adalah hari perpisahan sebuah letting di sekolah Harum School.. Seperti biasa, yang menjadi panitia kan adek letting siswa dan siswi kelas XI ditambah kelas X beberapa orang.

Ba’da dhuhur, usai semua acara formal yang sangat membosankan karena dipenuhi oleh seribu kata sambutan, tibalah waktunya untuk para siswa siswi untuk unjuk gigi-gigi kebolehan mereka.. Dan salah satu yang mengisi acara Jeddah itu adalah Putra yang siap bernyanyi dengan grup band andalan kelas XI pada saat itu.

Dan sebuah kehebohan luar biasa terjadi di saat Putra yang sedang bernyanyi di atas panggung perlahan-lahan mulai turun menyusuri anak-anak tangga dan mulai berjalan ke arah kursi para tetamu. Putra terus berjalan sambil membawa sekuntum bunya mawar plastik dan berhenti tepat di samping kursi tempat Nita duduk.. Aku sempat menangkap betapa terkejutnya Nita pada saat itu dan rasa malunya kepada seluruh tamu yang sedang berada di Taman Budaya itu, telah menyentak kakinya untuk segera bangun dan berlari membawanya menaiki anak-anak tangga melewati seluruh mata yang seluruhnya sedang tertumpu ke arahnya seorang..

Dia berlari dengan anggun sambil mengangkat sedikit gaunnya yang berwarna krem keemasan menuju ke pintu luar gedung itu.. Aku bisa merasakan betapa malunya Nita dengan ulah Putra tersebut, namun bagi para penonton, adegan tersebut adalah adegan yang paling heboh sepanjang perpisahan itu.. Dan bagiku sendiri, di tengah kejengkelanku kepada Putra yang sangkaku sudah putus urat malu itu, itu adalah pemandangan yang paling eklusif dan spektakuler sepanjang perjalanku menjadi guru.. Ya, dan hanya Putralah yang berhasil mengubah persepsi orang-orang bahwa kelakuannya itu adalah kelakuan seorang pemuda konyol yang pemberani.. Kalau orang lain yang melakukannya, mungkin dia telah digantung di tiang bendera oleh Pembina Osis di sekolah kami.

Setelah semua kekonyolan dan kenekatan yang dibuat Putra ternyata tak berhasil membuat Nita takluk… Di penghujung kelas XII, Putra-pun akhirnya menyerah juga. Alhamdulillah. Legaku untuk Nita.

Kisah-kisah setelah itu adalah kejadian yang biasa dan terus berulang seperti kejadian-kejadian di letting-letting awal. Ada yang sedih,ada yang lucu, ada yang menggembirakan, namun banyak juga yang  berhasil membuat hati pilu..Misalnya seperti ketika melihat beberapa siswa atau siswi yang begitu bijak dan luar biasa ketika di jenjang sekolah, namun ketika berada di luar sana dan mulai memasuki jenjang kuliahan, mereka mulai berubah.. Mereka mulai mencantumkan status in relation with (nama seorang yang special) di sebuah jejaring social bernama facebook, yang sepertinya status yang dimaksud Mark Zuckerberg tersebut adalah status untuk orang-orang yang telah menjalin hubungan serius..

Atau foto-foto berduaan yang di-upload dengan sengaja di akun jejaring sosial tersebut membuatku menjadi semakin yakin bahwa dunia di luar sana amatlah kejam untuk anak-anakku yang lugu.. Ingin rasanya ku-remove saja siswa-siswiku yang dengan sengaja pamer foto-foto mesra di facebook karena aku kini tak berdaya untuk melakukan apa-apa.. Bukankah selemah-lemah posisi keimanaan sesorang ketika dia melihat maksiat di depan matanya namun ia tak bisa berbuat apa-apa, hanya membenci saja di dalam hati..

Berdasarkan pertimbangan itu akhirnya dengan berat hati aku benar-benar me-remove sebagian dari mereka dan membiarkan sebagian yang lain untuk tetap kujadikan teman di jejaring sosial yang sedang sangat diminati pada saat itu..

Begitulah kiranya beberapa pengalaman yang masih tetap ada di dalam anganku semenjak aku mengajar selama 7 tahun.. Dan pengalaman-pengalaman itu akan terjadi lagi, selalu berulang, dan terus terjadi sepanjang waktu

No comments:

Post a Comment

JOGJAKARTA

Entah kenapa, Aku dan Jogja tak bisa akur. Meskipun aku sudah merinduinya sekian lama, tetap saja ketika mengunjunginya sekali dalam seumur ...