Wednesday 8 April 2020

GANTENG



“Ada cowok ganteeeeeeeeeeeng. Mati ana.”
Seorang kawan tergopoh-gopoh lari sambil berteriak-teriak seperti sedang dikejar maling. Tapi isi teriakannya sungguh syahdu mendayu sehingga membuat semua penghuni asrama putri bagian belakang berhamburan keluar mendekati sang pembawa kabar gembira.
“Tarik meja! Angkat kursi! Cepaaaaaaaaaaat!” Dengan napas yang masih ngos-ngosan, pembawa kabar memberi aba-aba kepada anggota kamar 9 untuk mengeluarkan satu-satunya meja multifungsi yang berada dalam kamar tersebut.
Meja dan kursipun didorong mendekati tembok setinggi dua setengah meter yang menjadi pembatas blok putra dan putri.
“Pegang, pegang! Ana duluan. Nanti gantian.” Ucap Ami, si pembawa kabar dengan terburu-buru sembari menaiki meja beralas kertas kado bergambar teddy bear yang sudah berada tepat di seberang tembok pembatas berwarna putih buram yang terkelupas di sana sini termakan waktu.
“Ya Allah, jamil jiddan (ganteng banget). Mati ana.” Ami terus berceracau mengulang kata-kata yang sama sehingga membuat kami, yang sedang menunggu giliran untuk melihat santri baru yang sedang diantar Ustadz menuju blok putra, menjadi sangat penasaran.
“Khalash, inzily! (Udah, turun!) Baddil, baddil. (Tukaran, tukaran.)” Bahasa Arab broken terdengar dari mulut seorang pengantri yang juga terlihat sudah tidak sabaran.
“Ain? Ainalladzi jamiil?(Yang mana yang ganteng?). Ada tiga orang tu.” Seorang santriwati lain bertanya dari atas kursi yang sedang dinaikinya.
“Athwal, athwal.” Jawaban dari Ami, si gadis pembawa kabar tadi, menerangkan bahwa si ganteng adalah yang paling tinggi diantara ke tiga murid baru.
“Udah, turun, turun, kak Sumi juga mau lihat.” Antrian panjang kami yang sedang penasaran tiba-tiba dipotong oleh kakak dapur kami yang paling baik budi, yang suka menambah jatah ikan jika rayuan kami mempan, tanpa sepengetahuan ibu dapur tentunya.
“Kalau gak turun, kak Sumi laporin ustadz.” Ancamnya sambil menarik-narik rok biru berbunga-bunga kecil yang dipakai kawanku yang sedang mengintip dari balik tembok panjang.
“Ihhh, kak Sumi ni.” Dania buru-buru turun sambil menggerutu mendengar ancaman tersebut.

“Aduuuh, udah hampir masuk ke blok putra, enggak nampak lagi.” Intonasi suara kak Sumi terdengar kecewa.
Namun kekecewaan yang terbesar adalah milik kami yang telah rela mengangkat meja dan kursi, rela mengantri lama, tapi tidak mendapatkan apa-apa. Gara-gara kak Sumi datang, harapan kami melihat cowok-cowok ganteng tersebut pupus sudah.
“Labaksa, ghadan faqadh fil fashl. (Enggak apa-apa, besok saja di kelas),” ucapku menghibur wajah-wajah kami yang kecewa.
Keesokan paginya aku benar-benar terpana ketika bertemu dengan cowok perawakan indo dan sangat mirip dengan Stuart Collin yang telah menjadi gosip paling hangat di asrama putri Nyawong School malam itu. Aku terpana bukan karena kegantengan cowok yang sepanjang malam dielu-elukan oleh kawan-kawan yang sempat mengintip. Namun, terlebih karena cowok itu adalah salah seorang kawanku saat di Madrasah Tsanawiyah dulu. Begitupun kedua santriwan lainnya yang baru masuk hari ini.
Sudah hampir dua tahun aku tidak bertemu mereka karena di penghujung kelas VIII, aku pindah dari Sekolah Tahfiz Qur’an karena tak kuasa menjalankan program di salah satu sekolah Tsanawiyah terfavorit di daerah Aceh tersebut.
Aku heran kenapa kawan-kawanku menganggap teman-teman dari Tsanawiyahku itu ganteng dan keren. Padahal aku telah lama mengenal mereka. Kenapa aku tak pernah tahu kalau mereka mempuyai aura yang mampu menghipnotis mata para gadis yang sedang duduk di kelas I Madrasah Aliyah Nyawong School. Mungkin aku sudah mulai harus berkaca mata. Mungkin. Namun, sejak saat itulah, aku baru dapat memahami sebuah ungkapan keseringan yang selalu keluar dari mulut kawan-kawanku, “Ganteng itu relatif.”



NEWS ITEM



News item adalah sebuah teks yang menyajikan informasi terkini yang dianggap berharga dan penting.
News item adalah jenis teks yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca/pendengar/penonton tentang kejadian penting yang terjadi di hari tersebut.
Sebuah teks news item terdiri dari beberapa unsur sebagai berikut :
- Headline/title yaitu berupa judul tentang hal penting yang harus diberitakan.
- Summary of event atau disebut juga ringkasan peristiwa
- Background of event yang berisi keterangan tentang kejadian yang terjadi.
- Source ataupun sumber berita
Adapun Generic Structure dari teks News Item  adalah :
1.      Newsworthy event, berupa kejadian menarik dan penting untk diberitakan.
2.      Elaboration, yang menjelaskan tentang latar belakang kejadian, orang-orang yang terlibat, dan juga waktu dan tempat kejadian.
3.      Resource of information berupa kesaksian saksi maupun komentar para ahli.
Sebuah teks News Item harus berfokus pada kondisi dan keadaan dimana sebuah kejadian terjadi, harus jelas dan ringkas, serta harus memerhatikan material dan verbal process dalam peristiwa tersebut. Adapun fitur kebahasaan yang digunakan dalam teks News item adalah : simple present tense, reduced clause, adverbs, saying verbs, dan action verbs.
            Hal yang harus diingat bahwa teks News item selalu dapat dijawab dengan menggunakan formula 5 W ( What, Who, When, Where, Why)
            Menurut Halliday and Hasan (1976) ada enam cara agar kohesi dapat dibentuk dalam teks News Item yaitu : Reference, Substitution, Ellipsis, Lexical Chains, Cohesive Nouns and Conjunction.


DESCRIPTIVE



Descriptive adalah sebuah teks yang memberikan deskripsi tentang sebuah objek atau benda baik benda hidup maupun benda mati.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menulis sebuah teks descriptive :
1.      Fungsi Sosial
Fungsi sosial dalam menulis teks descriptive adalah untuk mendiskripsikan seseorang atau sesuatu baik sebuah benda, sebuah tempat maupun seeokor binatang secara khusus.
2.      Generic Structure
Adapun susunan paragraf dari teks descriptive terbagi menjadi dua bagian, yaitu : identification dan description.
Identification adalah sebuah pernyataan yang berisi sebuah topik atau objek untuk dijelaskan, sementara description berisi deskribsi yang jelas tentang objek yang akan dijelaskan tersebut.
3.      Lexicogrammatical
Fitur kebahasaan teks descriptive antara lain adalah : fokus pada sebuah objek khusus, menggunakan simple present tense, adjectives order, dan conjunction (temporal conjunction).
Ada lima jenis teks descriptive yaitu :  mendeskripsikan tentang sebuah proses (describing process), mendeskripsikan sebuah kejadian (describing an event), mendeskripsikan tentang kepribadian (describing personality), mendeskripsikan sebuah objek (describing object) dan mendeskripsikan sebuah tempat (describing place).
Dalam mendeskripsikan sebuah proses seorang penulis dituntut untuk dapat menjelaskan tiga hal pokok, yaitu : bagaimana sesuatu bisa diselesaikan, kenapa hal tersebut selesai dan apa saja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan proses tersebut. Sementara dalam mendeskripsikan sebuah kejadian, seorang penulis harus mempunyai ingatan yang bagus tentang hal apa saja yang terjadi dalam kegiatan/peristiwa tersebut, sehingga para pembaca dapat membayangkan situasi saat kejadian yang sebenarnya. Selanjutnya, dalam mendieskripsikan tentang seseorang, penulis harus terlebih dahulu mengenal objek yang akan dideskripsikan, bukan hanya fisiknya saja, melainkan sifat, karakter, dan juga kepribadian orang yang akan dideskripsikan.
Selain itu, adalah hal yang penting untuk diingat ketika seorang penulis ingin mendeskripsikan tentang sebuah tempat yaitu dengan memberikan gambaran yang kongkrit tentang bentuk dan suasana tempat tersebut. Sementara untuk mendeskripsikan sebuah benda/objek hal yang pertama sekali harus diperhatikan adalah tentang bentuk fisik objek tersebut seperti warna, bentuk, materi yang digunakan dalam pembuatan benda tersebut maupun usia dari objek yang ingin dideskripsikan.





NARRATIVE


Pengertian
Narrative adalah sebuah wacana untuk menceitakan sebuah cerita. Cerita tersebut bisa dalam bentuk imajinasi maupun berdasarkan kejadian nyata.
Fungsi Sosial
Fungsi sosial dari teks naratif adalah untuk menceritakan sebuah cerita yang bertujuan untuk menghibur pembaca/pendengar yang biasanya  didasari oleh sejumlah kejadian di mana ditemukan ada yang tidak beres. Sisi yang salah dari kejadian tersebut kemudian akan menjadi krisis atau klimaks dalam cerita yang kemudian akan disusul oleh tahap solusi untuk masalah tersebut. Sebuah narasi berakhir dengan sebuah solusi, entah dengan akhir yang bahagia atau menyedihkan.
Kehidupan masyarakat bersifat dinamis, dalam artian bahwa masyarakat dihadapkan pada evolusi dimana segala sesuatu terjadi dan kejadian tersebut menjadi penyebab kejadian selanjutnya dan seterusnya. Peristiwa tersebut menarik perhatian manusia sebagai anggota masyarakat. Sebagai cara melestarikan kejadian, manusia merekamnya baik secara lisan maupun tulisan dan mengabadikannya dalam cerita yang disebut narasi. Ceritanya disampaikan dari satu orang ke orang lain, dari satu generasi ke generasi lainnya dan dari satu waktu ke waktu lainnya. Akibatnya, cerita atau narasi akan selalu ada di masyarakat dari dulu hingga nanti. Sebagian bentuk cerita di masyarakat mencerminkan warisan sosial budaya. Narasi menunjukkan cara pandang, sikap atau aspirasi masyarakat. Dengan cara ini, narasi dianggap sebagai pelestarian budaya. Dengan demikian, mereka akan terus ada dan dipertahankan di dalam masyarakat.
Generic Structure
Generic structure atau susunan bagian teks narasi adalah :
a.       Abstract (abstrak)
 Tahapan abstrak berfungsi sebagai pengantar singkat untuk ceritanya. Biasanya tahapan ini dijadikan oleh narator sebagai pengantar untuk masuk dalam sebuah cerita atau disebuat juga pembukaan.
b.      Orientation (Orientasi)
Tahap orientasi memperkenalkan tentang tokoh dan latar belakang. Tokohnya bukan hanya manusia. Makhluk hidup lain, seperti hewan dan benda juga bisa menjadi tokok dalam wacana narasi. Latar  juga menunjukkan lokasi dimana ceritanya berlangsung dan saat cerita terjadi.
c.       Evaluation (evaluasi)
Pada tahap Evaluasi, narator menunjukkan penilaian atau komentarnya akan peristiwa dari keseluruhan cerita. Tahap evaluasi dapat terjadi sekali, dua kali, tiga kali atau diulangi dalam waktu yang tidak terbatas. Tahap ini bersifat opsional dan mungkin terjadi kapan saja sebelum atau sesudah tahapan lain.
d.      Complication (Komplikasi/Klimaks)
Tahap komplikasi menujukkan masalah besar atau klimaks dalam cerita. Ini adalah bagian dari cerita dimana ada hal yang tidak diinginkan dan menjadi masalah serius.  Pada tahapan ini kejadian dalam cerita akan diliputi oleh konflik-konfli dan penuh dengan ketegangan.
e.       Resolution (Resolusi)
 Tahap Resolusi menjelaskan upaya yang dilakukan untuk memecahkan masalah. Di tahapan ini akan terlihat usaha dari tokoh ataupun lingkungannya dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi pada tahap konflik.
f.        Coda
Tahapan Coda disebut juga re-orientation, tahapan untuk penutup cerita dengan tambahan ucapan. Terkadang Coda juga berupa epilog ataupun moral value yang berhubungan dengan cerita tersebut.
Tahapan Abstrak, Evaluasi dan Coda bersifat opsional atau boleh ada maupun tidak dalam sebuah cerita.
Lexicogrammatical
1. Process (Proses)
Teks narasi didominasi oleh proses materi. Sebuah cerita biasanya diceritakan dan sesuatu yang bisa diceritakan harus terlihat secara fisik. Hal ini membuat proses material menjadi dominan.
2. Tense
Sebuah cerita biasanya terjadi di tempat tertentu di masa lalu. Akibatnya, tenses yang sangat dominan dan terkait dengan kejadian tersebut adalah dalam bentuk lampau (past tense)
3. Conjunction (Kata sambung)
Karena kejadian terjadi di masa lalu, genre narasi didominasi oleh konjungsi untuk mengaitkan antara satu kejadian dengan kejadian lainnya.
Jenis - jenis Narasi
Narasi hadir sebagai sebuah kisah atau pengalaman yang memiliki sisi buruk dimana ada hal yang tidak diinginkan terjadi, namun kemudian akan diberikan cara penyelesaian masalah di tahap resolusi. Sudut pandang dari sebuah cerita tergantung pada penulis/narrator, yaitu dari sisi mana penulis ingin mengangkat ceritanya.  Dengan mengacu pada sudut pandang, sebuah narasi mungkin diangkat dari sisi orang pertama, di mana narator juga mengambil bagian dalam cerita, namun biasanya narasi dalam bentuk ini memiliki keterbatasan. Selain itu narasi juga bisa diangkat dari sisi orang ketiga, di mana narator tidak mengambil bagian dalam cerita. Meskipun demikian, seorang narrator bisa berada dimanapun dalam sebuah cerita.
Dalam menulis narasi, sebuah berita bisa dikutip atau dilaporkan dari sebuah sumber. Dalam tata bahasa formal hal ini dikenal sebagai ‘kalimat langsung’ dan ‘kalimat tidak langsung’ ataupun kutipan.
Selain itu, hal yang sangat penting dicermati dalam sebuah narasi adalah paragraf. Sebuah paragraf adalah sekelompok kalimat tentang topik yang sama. Ide utamanya biasanya diberikan dalam kalimat pertama yang disebut kalimat topik. Sementara kalimat topik adalah kalimat yang mengembangkan satu gagasan penguasaan tunggal dalam paragraf. Fungsi kalimat topik adalah untuk mendukung sebuah pernyataan di bagian thesis untuk menyatukan isi sebuah paragraf dan mengarahkan urutan kalimat, dan untuk memberi tahu pembaca tentang topik yang akan dibahas dan bagaimana paragraf akan membahasnya.
 Gagasan utamanya adalah pokok pembicaraan tentang topik yang dibuat oleh penulis. Bagian meringkas pesan utama penulis. Sementara itu, kalimat topik adalah pernyataan dari ide utama yang berupa pernyataan dari semua materi lainnya dalam paragraf. Gagasan utama paragraf dapat ditemukan pada kalimat pertama paragraf, dalam paragraf, pada akhir paragraf, pada awal dan akhir paragraf, maupun Ide utama yang disimpulkan.
Terkadang penulis dapat memilih untuk "menyarankan" ide dan perasaan utama tanpa menyatakannya dalam kalimat tertentu. Ini disebut "ide utama tersirat" ketika penulis tidak menyebutkan topiknya namun memberikan contoh contoh untuk menyampaikan pesannya.
Penulis mengungkapkan ide utamanya tanpa menyatakannya dalam sebuah kalimat, misalnya dengan menggambarkan mimic cemas ketika seseorang terlambat datang.
Moral sebuah cerita adalah pelajaran yang diajarkan dalam konteks sebuah dongeng, sering menggunakan analogi. Secara umum, cerita dengan moral ditemukan dalam literatur anak-anak atau cerita inspirasional dan motivasional untuk orang dewasa.
Ciri-ciri kebahasaan dalam teks naratif mencakup indikator berikut:
      Past tense
      Adjectives
      Adverbs
      Nouns and pronouns
      Time connectives and conjunction
      Action Verbs
      Quoted Speech and Reported Speech


ADVERTISEMENT


Kata 'advertisement' berasal dari bahasa Latin 'advertere', yang berarti "memberi tahu seseorang tentang sesuatu" atau "menarik perhatian pada sesuatu". Fungsinya untuk menginformasikan dan menarik perhatian, atau dapat dikatakan bahwa sebuah iklan adalah informasi yang berfungsi untuk meyakinkan orang.
Advertisement adalah pemberitahuan atau publikasi yang mempromosikan produk, layanan, atau acara, yang digunakan untuk mendorong atau meyakinkan audiens (pemirsa, pembaca atau pendengar) untuk melakukan beberapa tindakan. Advertisement termasuk dalam teks exposition.
Tujuan teks iklan adalah untuk memberitahukan tentang suatu produk ke publik, dengan menggunakan bahasa serta trik-trik yang bisa meyakinkan audien.
Secara umum, sebuah iklan terdiri dari lima bagian: headline, subheads, body copy, slogan, closing.
Selain itu sebuah iklan seharusnya :
- menggunakan kata-kata sederhana dan informal agar mudah dimengerti
- memilih kata kerja tertentu yang bisa meyakinkan audiens
- menggunakan kata-kata yang salah untuk menarik perhatian
- menggunakan kata sifat "positif"
- berisi kalimat yang interogatif dan kalimat perintah

Contoh Iklan


PERBEDAAN CRITICAL THINKING AND CRITICAL READING


Perbedaan critical thinking and reading dapat dilihat dari tabel berikut :


Non critical reading
Criticl reading
Bagi non-critical reader, sebuah teks memberikan informasi tentang fakta. Pembaca mendapatkan ilmu dengan mengingat pernyataan-pernyataan dalam teks.
Bagi critical reader, setiap teks menghadirkan lukisan dan pemahaman pribadi tentang hal yang disajikan. Critical reader tentunya tidak hanya memahami apa yang mereka bilang, namun juga bagaimana mereka menghadirkan sebuah gambaran tentang hal yang disajikan dalam teks. Mereka mendapatkan gambaran yang beraneka ragam tentang cara memahami sebuah teks.
Seorang non-critical reader lebih memilih untuk membaca sebuah buku sejarah dan kepercayaan masyarakat secara umum dari masyarakat untuk mempelajari tentang sebuah kejadian
Seorang critical reader akan membaca semua tulisan yang berkaitan dengan sebuah kejadian dan menghargai cara masing-masing orang melihat kejadian tersebut dari sudut pandang masing-masing.
non-critical reading akan cukup puas bila sudah memahami apa yang dipaparkan dalam sebuah teks dan mendapatkan kata kunci baku tentang sebuah pembahasan
Sementara critical reading, selain dapat memahami pemaparan sebuah teks, juga memerhatikan hal apa yang dapat ditimbulkan oleh isi sebuah teks. Apakah dapat memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari? Apakan akan menimbulkan perdebatan ataupun simpati bagi pembaca, dan seterusnya. Kesimpulannya, critical readers berhasil menyimpulkan maksud teks secara keseluruhan sesuai dengan analisa sebelumnya.

Berikut beberapa cara dalam meningkatkan level critical analysis dalam sebuah tulisan.

► memberikan sebuah penolakan tegas terhadap kesimpulan yang diberikan oleh penulis lainnya tanpa mengevaluasi argument dan bukti yang mereka berikan.
►sebuah pemaparan yang jelas tentang bukti dan argument yang kita berikan akan membawa kita kepada sebuah kesimpulan yang jelas
► memberikan batasan, bukti, argumen dan kesimpulan akhir

Perbedaan antara descriptive writing and critical writing

Pada descriptive writing kita tidak perlu mengembangkan argumen, kita hanya memberi landasan dimana sebuah argument bisa dibangun.  Kita hanya memberikan gambaran situasi tanpa harus menganalisa dan membuat sebuah kesimpulan. Sebuah describtive writing biasanya sederhana dan dapat menggunakan bahasa-bahasa sederhana. Dalam hal ini, seorang penulis describtive writing hanya menyajikan informasi tanpa mengolahnya, kita menyampaikan kembali sebuah ide tanpa penambahan apapun. Sebuah tugas yang hanya menggunakan describtive writing hanya akan mendapat nilai yang sedikit. Dengan critical thinking kita bisa bergabung dalam sebuah debat formal. Kita perlu menghadirkan bukti dan argumen yang diberikan oleh orang lain dan juga mampu menciptakan argumen sendiri.

Untuk itu yang akan kamu butuhkan adalah :

► mempertimbangkan kualitas argumen yang sudah kita baca.
► mengidentifikasi kemungkinan pendapat positif dan negative yang bisa kita berikan kemudian
► memahami hubungan dan mamfaat terhadap debat yang akan kita ikutu.

Critical writing tampak dari cara seseorang memahami bukti  dalam menarik sebuah kesimpulan yang masuk akal. Kesalahan yang dibuat oleh penulis pemula adalah ketika mereka hanya mengambil sebuah sumber untuk menyokong pendapat mereka, bahkan terkadang mereka tidak memakai sumber sama sekali. Masalah terbesar ketika rujukan yang digunakan hanya dari satu sumber adalah ketika sumber tersebut memaparkan hal yang jauh berbeda dengan sumber-sumber lain. Karena dalam sebuah critical writing, penulis harus bisa mengambil kesimpulan dari berbagai sudut pandang. Dari pembahasan ini dapat kita simpulkan bahwa :

Critical writing menggunakan lebih dari satu sumber untuk membangun sebuah argumen.
Kesalahan lain bagi penulis pemula adalah ketika mereka merujuk ke banyak sumber namun masih menggabungkan pendapat tersebut dengan mengutip pernyataan masing-masing penulis tanpa memberikan analisa yang jelas tentang maksud masing-masing penulis. Inti dari critical writing adalah ketika kita berhasil mengevaluasi dan menganalisa informasi dari sumber daripada hanya menerima seluruh isi tulisan. Merujuk dari hal tersebut, Critical writing dapat juga didefinikan sebangai :

Critical writing adalah sebuah tulisan yang memberikan penilaian dan menganalisa informasi dari sumber-sumber yang berbeda.


DISCUSSION TEXT


Discussion adalah sebuah teks yang menyajikan problematic discourse. Masalah ini akan didiskusikan dari beberapa sudut pandang yang berbeda. Pendapat yang akan disajikan akan berupa pro dan contra terhadap isu tertentu. Teks ini juga berupa sebuah proses untuk menemukan titik temu antara du aide yang berbeda. Adalah penting untuk dapat memahami kedua perbedaan tersebut.

Ada beberapa poin yang harus diperhatikan dalam teks discussion ini :

-          Sudahkah anda adil menilai pendapat dari kedua sisi
-          Apakah anda bisa menyokong pendapat dengan bukti dan alasan yang kuat
-          Bisakah anda memberikan kesimpulan beserta alasan kenapa pada akhirnya anda memutuskan untuk memilih sisi yang mana
Tujuan

Tujuan dari teks discussion adalah untuk memaparkan argument-argumen dan informasi dari sudut pandang yang berbeda

Generic Structure

-           Issue: berisi pernyataan-pernyataan tentang sebuah topik

-          Arguments for/Supporting arguments: argument pendukung untuk setuju terhadap issue tersebut
-          Arguments against: argument yang tidak setuju dengan topik yang diberikan
-          Recommendation/conclusion: penyelesaian masalah dengan memaparkan argument pendukung dan argument yang bertentangan dengan topik

Language Features :

-          Relating verb/to be: is, am, are, etc.
-          Thinking verb: feel, hope, believe, etc.
-          Additive, contrastive, and causal connection: similarly, on the hand, however, etc.
-          Modalities: must, should, could, may, etc.
-          Adverbial of manner: deliberately, hopefully, etc.
-           Conjunction/transition: although, even, if, etc

Contoh teks atau performa yang sesuai untuk teks ini adalah debat, diskusi, opini public, dll


BULLYING IN BOARDING SCHOOLS



Bullying, which also called seniority, and boarding school are like two sides of a coin. They have always been a trend topic in every age.
Due to the frequent occurrence of it in the public, most people end up believing that the boarding school menu is incomplete without bullying. In some schools, bullying has been mentioned since the Student Orientation Period (MOS) which some of junior students argued that their senior are very rude in orientation period.
In some other boarding schools, bullying and seniority is often found in applying the system of punishment through the 'Student Court' by the student organization at the school. This court is usually enforced because of many mistakes made by juniors and they have been warned several times before. To provide a deterrent effect, the court is held. The punishments given are varied, like : memorizing some vocabulary in a foreign language or in scientific terms, memorizing long surah with certain time limits, creating essays or scientific articles, physical punishment; such as push-up, cleaning public toilets, dormitory rides, skull gymnastics (as the defendant must stand with his arms extended for a dozen minutes without moving), etc.
If we return to the time before the year of 2000, some punishments cannot be said as violence because the punishments were even given directly by the teachers whom we deeply respect to make us remember that we had made a mistake. When the mistake was repeated, we had to be ready with the risks faced.
Another story was happened in ‘Rumoh Beut’ with our Teungku (teachers). When we were escorted to be taught, our parents leave us to be educated in a subtle and rough way. Weather with warning words or caned  by rattan (awe) which has become an icon of Rumoh Beut. That way, a sense of reluctance to our Teungku, and the wish not to make mistakes is clearly embedded in the minds of every student who were studying the knowledge of the afterlife.
However, as the time passed by and the more information people got , things like I mentioned before have now been regarded as a human rights violation. All issues of violence have been legally monitored, so that the death-ending cases of violence such as those in military schools and other cadets are no longer repeated in other boarding schools.
The protection of human rights which is the right of all Indonesian citizens as stated in the 1945 Constitution article 28 paragraph 2 and also in second pillar of Pancasila which is now completely implemented by all levels of society, should make us relieved. It means none of Indonesian would be allowed to be treated bad ways.


Text - Non Text



Menurut Halliday text adalah bahasa yang dihasilkan dan tanggapi oleh manusia, baik yang mereka ucapkan, mereka tulis, mereka baca maupun yang mereka dengar dalam kehidupan sehari-hari. Bagian ini meliputi berbicara dan menulis. Hal ini dapat hadir dalam bentuk sebuah aksi, pembicaraan, obrolan di telpon, debat, pemberitahuan publik, pembicaraan pribadi,dan lainnya (1975: 123).
Secara etimologis, teks berasal dari penggunaan metafora kata kerja bahasa Latin textere 'weave', yang menunjukkan urutan kalimat atau ucapan 'terjalin' secara struktural dan semantik. Sebagai penghitungan nomina, biasanya digunakan dalam linguistik dan gaya untuk merujuk pada kumpulan kalimat atau ujaran sekuensial yang membentuk satu kesatuan dengan alasan COHESION linguistik dan COHERENCE semantic.
Berikut ini adalah karakteristik teks :
- Unit semantik yang penting sebagai bentuk interaksi
- Kohesif dan koheren; Tidak acak tapi terhubung
- Diucapkan atau ditulis; Bermode kesadaran linguistik
- Panjangnya variatif
- Membuat dan / dibuat berdasarkan konteks (sesuai situasi).
Werlich mengatakan bahwa teks adalah susunan unit sintaksis yang diperluas seperti kata, kelompok, dan klausa dan unit teks yang ditandai oleh koherensi antara unsur dan penyelesaian, sedangkan non- Teks terdiri dari urutan acak satuan linguistik seperti kalimat, paragraf, atau bagian dalam perpanjangan temporal dan / atau spasial
Beaugrande dan Dressler mendefinisikan sebuah teks sebagai kejadian komunikatif yang memenuhi tujuh standar tekstualitas, yaitu:
1.       Cohesion (Kohesi)
Kohesi menyangkut cara-cara di mana komponen permukaan teks dihubungkan dalam sebuah urutan.
2.       Coherence (Koherensi)
Koherensi terkait dengan cara-cara di mana konsep dan hubungan, yang mendasari permukaan teks, terkait, relevan dan digunakan, untuk mencapai komunikasi yang efisien.
- Concept adalah konten kognitif yang dapat diambil atau dipicu dengan tingkat konsistensi yang tinggi dalam pikiran.
- Relation adalah hubungan antara konsep dalam teks, dengan setiap tautan diidentifikasi dengan konsep yang terhubung dengannya.
3.       Intentionality
Niat mengacu pada perilaku pembuat teks dan niatnya karena pembuat teks menggunakan kohesi dan koherensi untuk mencapai tujuan yang ditentukan dalam sebuah rencana.
4.      Acceptability
Penerimaan terhadap sikap penerima teks bahwa teks tersebut harus merupakan rincian atau informasi yang berguna atau relevan sehingga perlu diterima.
5.      Informativity
Informativitas adalah sejauh mana isi teks sudah diketahui atau diharapkan untuk dibandingkan dengan yang tidak diketahui atau tidak terduga.
6.      Situationality
Situasionalitas mengacu pada faktor-faktor yang membuat teks relevan dengan situasi kejadian.
7.      Intertekstualitas
Intertekstualitas fokus pada faktor-faktor yang membuat penggunaan satu teks bergantung pada pengetahuan tentang satu atau beberapa teks yang sebelumnya ditemui. Jika penerima teks tidak memiliki pengetahuan sebelumnya tentang teks yang relevan, komunikasi mungkin rusak karena pemahaman teksnya kabur.

Selain ketujuh standar di atas, sebuah teks tidak akan komunikatif. Non-komunikatif teks dianggap sebagai non-teks

Kebanyakan ahli linguistik setuju bahwa teks terbagi atas lima : narrative, descriptive, argumentative, instruntive, dan comparison/contrast (yang disebuat teks explosive).

NOTICE AND ANNOUNCEMENT


Notice dan Announcement
Functional text adalah teks yang berfungsi untuk memberikan informasi yang dianggap penting bagi seseorang. Short functional text adalah teks yang memiliki fungsi sosial untuk menginformasikan sesuatu. Disebut Short functional text karena teksnya pendek dan berisi informasi yang spesifik. Jenis-jenis functional text adalah : notice (pemberitahuan), announcement (pengumuman), advertisement (iklan), short message (pesan pendek), label (label), sign (tanda), pamphlet (pamplet), brochure (brosur) dan teks pendek lainnya.
Fungsi sosialnya adalah memberi informasi kepada seseorang tentang sesuatu.
Bab ini akan membahas tentang pemberitahuan dan pengumuman sebagai dua teks fungsional pendek, yaitu : notice dan announcement
Noutice
Notice/Pemberitahuan adalah tanda di tempat umum yang memberikan informasi atau instruksi. Sebuah pemberitahuan harus mudah dimengerti dan mudah dibaca. Hal ini juga ditulis dengan menggunakan kata-kata sederhana, ringkas dan mudah dimengerti. Sebagai contoh:
1. Notice command, berarti pemberitahuan memberi instruksi kepada orang untuk bertindak sebagaimana yang tertulis.
2. Notice caution, digunakan untuk memperingatkan seseorang agar berhati-hati atau sadar akan sesuatu.
3. Notice prohibition menginformasikan kepada orang bahwa mereka dilarang melakukan apa yang tertulis.
Contoh notice




 Announcement
Announcement/Pengumuman adalah pernyataan penting atau resmi yang menginformasikan orang tentang sesuatu. Pengumuman sering terlihat di tempat umum, seperti di sekolah, rumah sakit dan tempat umum lainnya.
Contoh announcement.







LOGICAL CONNECTOR


Logical Connector adalah konektor yang menghubungkan unit semantik bahasa. Logical connector digunakan untuk menggabungkan atau menghubungkan dua gagasan yang memiliki hubungan tertentu. Hubungan ini bisa berupa: berurutan (waktu), alasan dan tujuan, kondisi berlawanan (oposisi, kontras dan / atau hasil tak terduga). Dalam setiap kategori, kata-kata yang digunakan untuk menggabungkan ide atau klausa digunakan secara berbeda, dengan tata bahasa dan tanda baca yang berbeda.
Jenis-jenis Logical Connector adalah sebagai berikut :
Type
Explanation
Relation

 Example
Sequential
Reason and purpose
Adversative
Condition
Subordinating conjunction
Memperkenalkan adverb clause
Tidak ada perubahan makna, baik dependent clause maupun independent clause yang muncul duluan dalam kalimat,
Until
After
Before
When
While
Since
Once
Whenever
As soon as
As long as
By the time
Because
As
Since
In as much as
Now that
As long as
Such … that
So…that
So
So that
In order that
Even though
Although
Though


While
Whereas
Where

If
Unless
Even if
Providing (that)
Provided (that)
In case
Whether or not
Only if
-   We don’t have a physical teacher before he came
-   We have to leave earlier  since we hear about the new regulation
-   You should tell the truth, although no one trusts you.
-   Unless you were a dancer, I will marry you
Preposition
Diikuti oleh sebuah noun atau noun phrase.
During
After
Before
Since
Until
Upon
Because of
Due to
In order to
Despite
In spite of
-   I do my own laundry during holiday.
-   He didn’t come to class due to his illness.
-   I went to work in spite of feeling ill.
Transitions and conjunctive adverb
Menggabungkan dua kalimat yang terpisah oleh sebuah titik atau dua klausa yang terpisah oleh titik koma
Then
Next
After that
Following that
Before that
Afterwards
Meanwhile
Beforehand
Therefore
Consequently

However
Otherwise
Nonetheless
On the other hand
In contrast
On the contrary
-   First, I woke up, then I had breakfast.
-   Everyone has to finish drawing, therefore we can go home
-   He was sick. Nevertheless, he came to class
Conjunction
Hanya punya satu kemungkinan, koma digunakan sebelum conjunction
And then

So
But … anyway
But …. still
Yet …. still
But

-   He didn’t do his homework, so he didn’t pass the class
                                                                                                            



JOGJAKARTA

Entah kenapa, Aku dan Jogja tak bisa akur. Meskipun aku sudah merinduinya sekian lama, tetap saja ketika mengunjunginya sekali dalam seumur ...